Rahasia Keselamatan Menurut Martin Luther: Bukan Karena Perbuatan!
Pendahuluan:
Sejak zaman dahulu,
manusia selalu bertanya: “Bagaimana saya bisa diselamatkan?”
Pertanyaan ini muncul
dalam berbagai bentuk: apakah keselamatan diperoleh dengan melakukan banyak
perbuatan baik, menaati hukum dengan sempurna, atau mengikuti tradisi tertentu?
Bahkan sampai hari ini, banyak orang masih berjuang menjawab pertanyaan tersebut.
Namun, iman Kristen
memberikan jawaban yang jelas: keselamatan adalah karya Allah, bukan usaha
manusia. Pandangan ini ditegaskan secara tajam dalam tradisi Lutheran, yang
lahir dari gerakan Reformasi abad ke-16. Martin Luther, seorang biarawan Jerman
yang bergulat dengan rasa takut akan murka Allah, menemukan dalam Kitab Suci
bahwa kebenaran Allah bukan tuntutan yang menghukum, melainkan anugerah yang
menyelamatkan melalui iman kepada Kristus.
Dasar Biblis
Pemahaman Lutheran
Pemahaman Lutheran
tentang keselamatan berakar pada Alkitab. Beberapa teks utama yang menjadi
fondasi adalah:
1.
Efesus
2:8–9: “Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
memegahkan diri.”
2.
Roma
3:28: “Karena kami
yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan
hukum Taurat.”
3.
Yohanes
3:16: “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Ayat-ayat ini menjadi
terang bagi Luther: keselamatan adalah pemberian Allah semata, diterima melalui
iman, dan berakar pada janji yang tertulis dalam Firman.
Latar Belakang
Reformasi dan Krisis Luther
Martin Luther hidup di
tengah Gereja abad pertengahan yang menekankan karya manusia sebagai syarat
keselamatan. Indulgensi (surat pengampunan dosa) dijual, tradisi gereja sering
mengaburkan Injil, dan banyak orang hidup dalam ketakutan akan neraka. Luther
sendiri mengalami kecemasan rohani yang mendalam. Ia merasa tidak pernah cukup
baik di hadapan Allah yang kudus. Namun, saat merenungkan Roma 1:17 “Orang
benar akan hidup oleh iman”, Luther menemukan bahwa kebenaran Allah bukan
sekadar tuntutan, tetapi karunia. Dari sinilah lahir ajaran yang mengubah wajah
gereja: Pembenaran oleh iman (justification by faith).
Inti Keselamatan:
Pembenaran oleh Iman
Dalam teologi Lutheran,
keselamatan dipahami terutama sebagai justifikasi (pembenaran). Artinya,
manusia yang berdosa dinyatakan benar di hadapan Allah bukan karena
perbuatannya, melainkan karena iman kepada Kristus.
Luther mengibaratkan
iman sebagai “tangan kosong” yang hanya menerima anugerah. Dengan kata lain:
1.
Allah
bertindak sebagai penyelamat.
2.
Kristus
adalah dasar keselamatan.
3.
Iman
adalah sarana menerima keselamatan.
Perbuatan baik tetap
penting, tetapi bukan syarat untuk selamat tetapi perbuatan baik adalah buah
dari iman yang hidup.
Trisola/ Tiga Pilar:
Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura
Pandangan Lutheran
tentang keselamatan diringkas dalam tiga prinsip Reformasi yang terkenal:
1.
Sola
Gratia – Hanya oleh Anugerah
Keselamatan
sepenuhnya berasal dari kasih karunia Allah. Manusia yang berdosa tidak bisa
menyelamatkan dirinya sendiri. Allah-lah yang lebih dahulu bertindak melalui
Kristus. Tanpa anugerah, manusia tetap terikat dosa dan maut.
2.
Sola
Fide – Hanya melalui Iman
Iman adalah
sarana yang membuat manusia menerima anugerah Allah. Bukan sekadar pengetahuan
intelektual, iman berarti percaya, bersandar, dan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Kristus.
3.
Sola
Scriptura – Hanya berdasarkan Firman Allah
Dasar
keselamatan bukanlah tradisi, pengalaman, atau otoritas manusia, melainkan
Firman Allah. Alkitab adalah norma tertinggi yang menyatakan jalan keselamatan.
Ketiga sola ini saling
terkait. Jika hanya menekankan salah satunya, ajaran keselamatan akan menjadi
pincang.
Keselamatan dan
Dialektika Hukum & Injil (Law and
Gospel)
Ajaran Lutheran
menekankan pentingnya membedakan Hukum dan Injil:
1.
Hukum
menuntut ketaatan, menyingkapkan dosa, dan menunjukkan bahwa manusia gagal.
2.
Injil
memberitakan kabar baik bahwa Kristus sudah memenuhi hukum itu bagi kita dan
memberikan keselamatan sebagai anugerah.
Tanpa hukum, manusia
akan meremehkan dosa. Tanpa Injil, manusia akan putus asa. Dialektika hukum dan
Injil menjaga keseimbangan iman Kristen.
Perbandingan dengan
Pandangan Lain
1.
Katolik
Roma (abad pertengahan):
menekankan keselamatan sebagai kombinasi iman + perbuatan + sakramen.
2.
Calvinisme: menekankan predestinasi, bahwa
Allah telah menentukan siapa yang diselamatkan.
3.
Metodis/Wesleyan: menekankan sinergi antara anugerah
Allah dan respon manusia.
4.
Lutheranisme: menekankan kepastian bahwa
keselamatan sepenuhnya anugerah Allah, diterima melalui iman, tanpa syarat
tambahan.
Keselamatan dan
Kehidupan Kristen
Keselamatan bukan hanya
urusan akhirat, tetapi juga membentuk cara hidup sehari-hari. Dalam tradisi
Lutheran, keselamatan menghasilkan:
1.
Hidup
dalam kebebasan Kristen. Orang percaya tidak lagi terikat oleh rasa takut akan
murka Allah, melainkan hidup dalam ucapan syukur.
2.
Hidup
dalam kasih. Perbuatan baik bukan syarat, melainkan bukti iman.
3.
Hidup
berlandaskan Firman dan Sakramen. Firman Allah, Baptisan, dan Perjamuan Kudus
adalah sarana Allah menyampaikan keselamatan kepada umat-Nya.
Keselamatan dalam
Konteks Global
Salah satu keunikan
Lutheranisme adalah penekanannya pada kepastian keselamatan. Seorang percaya
tidak perlu ragu-ragu apakah ia selamat atau tidak, karena dasar keselamatannya
bukan perasaan manusia, melainkan janji Allah dalam Kristus. Di konteks Asia dan
Afrika, termasuk Indonesia, sering muncul campuran antara Injil dan tradisi
lokal. Tantangannya adalah bagaimana tetap setia pada inti Injil, namun juga
menjawab kebutuhan jemaat dalam budaya yang plural.
Implikasi Praktis
Apa yang bisa kita
pelajari dari pandangan Lutheran ini?
1.
Kita
hidup dari anugerah, bukan dari perbuatan, jasa, amal atau perbuatan baik kita.
Tidak ada alasan untuk sombong rohani.
2.
Kita
dipanggil untuk beriman, bukan berusaha menyelamatkan diri.
3.
Kita
tetap melakukan perbuatan baik, tetapi sebagai buah iman.
4.
Kita
kembali ke Firman Tuhan, bukan pada tradisi atau pengalaman pribadi sebagai
dasar iman.
5.
Kita
memiliki kepastian keselamatan. Karena dasar kita adalah Kristus, bukan usaha
kita.
Kesimpulan
Pandangan Lutheran
tentang keselamatan menegaskan inti Injil:
1.
Allah
menyelamatkan kita hanya oleh kasih karunia (Sola Gratia).
2.
Keselamatan
itu diterima hanya melalui iman (Sola Fide).
3.
Semua
kebenaran itu berakar hanya pada Firman Allah (Sola Scriptura).
Inilah kabar baik:
bahwa manusia yang berdosa tidak perlu lagi hidup dalam ketakutan, sebab
keselamatan bukanlah hasil kerja manusia, melainkan hadiah Allah yang diberikan
di dalam Yesus Kristus. Maka, orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam ucapan
syukur, melayani dengan kasih, dan berpegang teguh pada Firman Tuhan. Karena
hanya di dalam Kristus kita memiliki kepastian: “Aku selamat, bukan karena
siapa aku, melainkan karena siapa Yesus bagiku.”
Soli Deo Gloria 😊

0 Response to "Rahasia Keselamatan Menurut Martin Luther: Bukan Karena Perbuatan!"
Posting Komentar