Law and Gospel: Cara Tuhan Menghancurkan Dosa dan Membangun Hidup Baru (Lukas 12:49–56)
Khotbah Minggu, 17 Agustus 2025
IX SETELAH TRINITATIS
Evangelium: Lukas 12:49–56
Pembacaan: Yearemia 23:16–29; Mazmur 119:81–88; Ibrani 11:17–31
Bapak/ibu saudara, ada seorang tukang kayu menemukan
sebuah kursi yang sudah tua dan keropos di dalam sebuah gudangnya. Dari luar
tampilan kursi tersebut masih terlihat utuh dan cantik, tapi ketika diduduki,
sedikit saja pergerakan, kursi tersebut bisa patah.
Yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan
tukang kayu tersebut terahadap kursi yang keropos tadi? Ia tidak langsung
mengecatnya supaya kelihatan baru. Tetapi ia membongkar kursi yang rapuh,
memotong kayu yang rusak, bahkan memukulnya dengan palu. Dari proses tersebut, kita
melihat seakan-akan kursi yang keropos tadi tampak seperti “dihancurkan.”
Tetapi sebenarnya yang dilakukan adalah membersihkannya dan memperbaikinya, tukang
kayu tersebut membangun kembali kursi itu dengan kayu yang kokoh, sehingga
bukan hanya kelihatan indah, tetapi juga kokoh dan aman untuk digunakan.
Begitu juga Tuhan bekerja dalam hidup kita, Ia
ingin kita diperbaiki. Firman-Nya akan membongkar bagian hati kita yang rapuh
oleh dosa, menghancurkan kesombongan, dan memurnikan kita. Proses ini mungkin
terasa menyakitkan, tetapi tujuannya adalah membentuk kita kembali menjadi
ciptaan baru yang kokoh di dalam Kristus.
Tema: " Firman yang Menghancurkan
dan Membangun"
1. Firman
yang Menyingkap dan Menghancurkan Dosa
Yeremia
23:16–29 menggambarkan keadaan pada zaman nabi Yeremia yang mirip dengan zaman
kita sekarang. Banyak nabi palsu menyampaikan khotbah yang hanya menyenangkan
telinga mereka: “Tidak akan ada bencana menimpa kamu”, padahal umat tersebut
sedang hidup dalam dosa dan menolak firman Tuhan. Mereka memberi rasa aman yang
palsu, damai yang tidak nyata, harapan yang tidak berakar pada kebenaran Allah.
Tuhan
menegur mereka dengan tegas: “Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah
firman TUHAN, dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?” (Yer. 23:29). Gambaran
api dan palu ini begitu kuat. Api membakar dan memurnikan logam
dari karatnya. Palu menghancurkan batu yang keras hingga dapat dibentuk ulang.
Demikianlah firman Tuhan bekerja membongkar segala dosa, menghancurkan
kesombongan, dan memecahkan hati kita yang keras.
Mengapa
perlu dihancurkan terlebih dahulu? Karena dosa membuat hati kita membatu. Tanpa
dihancurkan, hati kita tidak siap dibentuk menjadi serupa dengan Kristus. Hukum
Tuhan yang dinyatakan dalam firman-Nya tidak dimaksudkan untuk membuat kita
putus asa, melainkan untuk menyadarkan akan keberberdosaan kita dan kita juga memerlukan
keselamatan. Dalam iman yang kita percaya, firman Tuhan selalu memiliki dua
sisi: Hukum (Law) yang menyingkap dan menghancurkan dosa, serta Injil
(Gospel) yang membangun dan memberi pengampunan. Tanpa hukum, kita tidak
akan sadar akan dosa; tanpa Injil, kita akan terjebak dalam keputusasaan.
2. Injil
yang Memurnikan dan Membangun Kembali
Syukur
kepada Allah, pekerjaan-Nya tidak berhenti pada menghancurkan dosa. Dia juga
membangun kembali hidup kita dengan kasih karunia-Nya. Sebagai orang percaya,
kita kerap mengharapkan hidup yang selalu damai, tenang, dan bebas dari pergumulan.
Namun nyatanya, Alkitab mengajarkan bahwa damai sejati bukanlah damai duniawi
yang lahir dari kompromi dengan dosa, melainkan damai sorgawi yang lahir dari
pengakuan dosa, pertobatan, dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Damai dunia
memang bisa memberi kita rasa nyaman, tetapi sering menipu dan memberikan kedamaian
yang palsu. Damai sorgawi mungkin penuh tantangan, tetapi mengarahkan kita
kepada keselamatan kekal.
Yesus
berkata: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan,
api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya
hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!” (Luk. 12:49–50). Api ini adalah api
pemurnian. Puncaknya terjadi di kayu salib, ketika Yesus menanggung dosa dunia,
menghancurkan kuasa maut, dan memurnikan umat-Nya. “Baptisan” yang dimaksud
adalah penderitaan dan kematian-Nya sebagai puncak ketaatan-Nya kepada Bapa
demi keselamatan kita.
Namun Tuhan
Yesus juga menegaskan bahwa kedatangan-Nya tidak selalu membawa damai dalam
arti duniawi: “Kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai,
melainkan pertentangan.” (Luk. 12:51). Bukan berarti Injil memecah belah demi
kebencian, tetapi karena kebenaran memisahkan antara yang menerima dan yang
menolak Dia. Bagi yang percaya, Injil membawa damai sejati antara manusia dan
Allah, damai yang tidak bergantung pada keadaan dan tidak dapat dirampas oleh
dunia.
3. Hiduplah
dalam Pertobatan Sejati dan Iman yang Teguh
Jika
firman Tuhan menghancurkan dosa dan membangun kembali hidup kita, bagaimana
kita meresponsnya? Jawabannya adalah pertobatan yang tulus dan iman
yang teguh. Banyak orang menginginkan damai tanpa perubahan hidup. Namun
damai tanpa pertobatan adalah kedamaian yang palsu seperti menutup mata dari
bahaya yang ada di depan. Yeremia memperingatkan bahwa hidup jauh dari firman
Tuhan akan membawa kehancuran, meskipun di permukaan tampaknya aman.
Oleh
karean itu menanggapi kebenaran Tuhan berarti kita:
·
Tidak menolak teguran firman,
meskipun terasa keras. Teguran adalah tanda kasih Allah yang ingin memurnikan
kita.
·
Hidup dalam pertobatan setiap hari, bukan
hanya sesekali. Pertobatan adalah sikap hati yang terus kembali kepada Tuhan (Dr.
Martin Luther).
·
Percaya penuh kepada Injil Kristus, dan
tidak mencari rasa aman dari kompromi dosa.
·
Siap menghadapi penolakan, sebab
hidup dalam kebenaran sering kali tidak populer di mata dunia.
·
Membagikan damai sejati yang
kita terima kepada orang lain, agar mereka pun mengenal Kristus.
Kadang,
hidup dalam pertobatan membuat kita harus kehilangan kenyamanan atau menghadapi
penolakan dari orang terdekat. Namun damai dari Kristus jauh lebih berharga
daripada kenyamanan sementara. Damai itu adalah damai yang kekal, lahir dari
hubungan yang dipulihkan dengan Allah.
Ketika
hukum menghancurkan dosa kita, Injil membangun kita menjadi ciptaan baru. Saat
kita mengaku dosa, percaya kepada Kristus, dan menyerahkan hidup kepada-Nya,
kita menerima pengampunan, dipulihkan, dan dikuatkan untuk hidup dalam
kebenaran. Inilah damai sejati yang tidak dapat diberikan dunia.
Firman
Tuhan memang dapat membongkar dosa kita, menghancurkan benteng kesombongan, dan
memecahkan hati yang keras. Namun semua itu adalah pekerjaan kasih. Tuhan tidak
menghancurkan kita untuk membinasakan, tetapi untuk memurnikan dan membentuk
kita menjadi serupa dengan Kristus.
Mari kita
terima kebenaran itu dengan hati yang tulus, siap ditegur, siap diubah, dan
siap dibentuk. Jangan takut mengakui bahwa kita berdosa, sebab di dalam
pertobatan dan iman kepada Kristus ada pengampunan, pemulihan, dan hidup yang
kekal.
Kiranya
kita setia berjalan di jalan kebenaran, meskipun jalannya sempit dan penuh
tantangan, karena di ujungnya ada keselamatan dan damai yang tidak akan pernah
berakhir. Tuhan memberkati kita semua.
Amin.

0 Response to "Law and Gospel: Cara Tuhan Menghancurkan Dosa dan Membangun Hidup Baru (Lukas 12:49–56)"
Posting Komentar