Baptisan dalam Perspektif Lutheran: Iman, Anugerah, dan Gereja

Pendahuluan

Baptisan merupakan salah satu sakramen terpenting dalam tradisi Gereja Kristen. Bagi gereja-gereja Lutheran, baptisan bukan sekadar simbol iman, melainkan sarana anugerah Allah yang menghadirkan pengampunan dosa, lahir baru, dan penerimaan ke dalam persekutuan Gereja. Artikel ini akan menguraikan pandangan Lutheran tentang baptisan, perbedaannya dengan sebagian Protestan, serta dasar teologis yang kuat berdasarkan Confessio Augustana (CA) Pasal IX, Katekismus Martin Luther, dan kesaksian Kitab Suci.

Kata Kunci: Baptisan Lutheran, Confessio Augustana, Baptisan dan iman, Katekismus Martin Luther, Anugerah Allah

Baptisan Menurut Confessio Augustana Pasal IX

Dalam Confessio Augustana Pasal IX disebutkan: “Baptisan perlu untuk keselamatan.” Pernyataan ini langsung dikaitkan dengan Markus 16:16: “Barangsiapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Urutan artikel ini juga signifikan: baptisan ditempatkan setelah artikel tentang Gereja. Hal ini menunjukkan bahwa mustahil memahami Gereja tanpa terlebih dahulu memahami baptisan.

Iman dan Baptisan: Satu Kesatuan

Lutheran memandang bahwa iman dan baptisan tidak boleh dipisahkan. Yesus sendiri mengikat keduanya: “Barangsiapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan.” Dengan kata lain, iman memegang janji-janji Allah yang diberikan melalui baptisan.

Berbeda dengan sebagian kalangan Protestan yang menekankan iman tanpa baptisan, Lutheran menegaskan bahwa keduanya berjalan bersama. Martin Luther bahkan berkata, satu tahun sebelum Confessio Augustana ditulis, bahwa apakah iman muncul sebelum, pada saat, atau sesudah baptisan tidaklah relevan. Baptisan itu sendiri mengampuni dosa dan memberi anugerah itulah yang digenggam iman.

Baptisan sebagai Kelahiran Baru

Luther menuliskan dalam Katekismus Kecil (1529) bahwa baptisan mencakup dua hal: Firman Kristus dan air. Firman memberi kuasa pada air baptisan, sehingga ketika pendeta mengucapkan: “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus,” terjadi perubahan besar: seseorang dilahirkan kembali ke dalam warga kerajaan Allah.

  • Dibaptis dalam nama Bapakita menerima Allah yang kudus sebagai Bapa.
  • Dibaptis dalam nama Anak: dosa diampuni melalui darah Kristus.
  • Dibaptis dalam nama Roh Kudus: iman diciptakan dan dipelihara sampai kebangkitan.

Karena itu, baptisan disebut sebagai tanda kelahiran baru (Yoh. 3:5; Titus 3:5).

Perbedaan “Dalam Nama” dan “Ke Dalam Nama”

Dr. Jonathan Shaw menekankan bahwa istilah “dibaptis dalam nama” terdengar statis, sedangkan “dibaptis ke dalam nama” menunjukkan pergerakan dan perubahan. Baptisan bukanlah formalitas kosong, melainkan peralihan nyata dari keadaan lama ke kehidupan baru dalam Kristus.

Baptisan Ulang: Tidak Ada dalam Gereja Lutheran

Dalam Pengakuan Iman Nicea ditegaskan: “Satu baptisan untuk pengampunan dosa.” Karena itu, tidak ada baptisan ulang (rebaptism). Jika seseorang dibaptis ulang, hal itu tidak menciptakan baptisan baru, melainkan pengulangan yang tidak sah. Baptisan yang benar hanya dilakukan sekali dalam hidup.

Kesimpulan

Baptisan dalam perspektif Lutheran adalah sarana anugerah Allah yang menghadirkan pengampunan, lahir baru, dan penerimaan ke dalam Gereja. Iman dan baptisan tidak dapat dipisahkan, karena keduanya diikat oleh firman Kristus. Melalui baptisan, kita lahir kembali ke dalam keluarga Allah dan hidup dalam anugerah yang menyelamatkan.


Soli Deo Gloria :)


Comments